Pengaruh Onani Terhadap Otak, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Di tengah-tengah berbagai informasi yang beredar, onani seringkali menjadi subjek yang kontroversial. Namun, jika Anda pernah penasaran tentang apa yang terjadi di dalam otak saat seseorang melakukan onani, Anda datang ke tempat yang tepat.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas tentang efek onani terhadap otak dan memahami lebih dalam apa yang terjadi di balik layar.
1. Hormon Oksitosin dan Prolaktin
Ketika seseorang mencapai klimaks saat onani, otak akan melepaskan dua jenis hormon: oksitosin dan prolaktin.
Keduanya berperan dalam perasaan rileks dan puas setelah mencapai klimaks.
Oksitosin sering disebut sebagai "hormon cinta" karena juga dilepaskan saat berinteraksi secara emosional dengan orang lain, seperti saat memeluk atau bersentuhan.
Sementara prolaktin berperan dalam perasaan puas dan mengurangi hasrat seksual setelah orgasme.
2. Dopamin: 'Hormon Kesenangan'
Dopamin adalah neurotransmiter yang sering dikaitkan dengan perasaan kesenangan dan hadiah.
Saat seseorang merasa terangsang, level dopamin di otak meningkat, memberikan perasaan senang dan euforia.
Hal ini juga yang membuat onani bisa menjadi kebiasaan, karena otak akan menginginkan perasaan senang tersebut lagi.
3. Penurunan Stres
Onani dapat membantu mengurangi stres.
Saat tubuh mencapai klimaks, otak juga melepaskan hormon endorfin, yang berfungsi sebagai analgesik alami dan meningkatkan mood.
Sebagai hasilnya, onani bisa menjadi salah satu cara untuk meredakan ketegangan dan mengurangi stres.
4. Efek Jangka Panjang
Meskipun onani memiliki beberapa efek positif jangka pendek, ada beberapa risiko jika dilakukan berlebihan.
Onani yang berlebihan dapat mengakibatkan kelelahan otak, terutama jika disertai dengan konsumsi pornografi.
Konsumsi pornografi berlebihan dapat menyebabkan otak terbiasa dengan tingkat dopamin yang tinggi, yang pada akhirnya dapat mengurangi sensitivitas otak terhadap kenikmatan lain dalam hidup.
5. Mitos dan Realitas
Beberapa orang mungkin mendengar bahwa onani dapat menyebabkan kehilangan memori atau daya konsentrasi yang berkurang.
Namun, belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.
Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa onani, dalam kadar yang wajar, tidak memiliki efek negatif jangka panjang terhadap kognisi atau memori.
Kesimpulan
Seperti banyak hal dalam hidup, kuncinya adalah keseimbangan.
Onani memang memiliki beberapa manfaat, seperti pelepasan stres dan peningkatan mood, namun jika dilakukan berlebihan, terutama disertai dengan konsumsi pornografi, dapat memiliki dampak negatif.
Posting Komentar